Senin, 18 April 2011

Kuliah Pengelolaan Limbah Pertanian ”Kajian Analisis Limbah Kawasan Taman Tirto Bantul Yogyakarta”




I. PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Kota Yogyakarta yang dahulu dikenal sebagai kota yang aman dan tentram, jarang sekali terjadinya suatu permasalahan dalam kondisi lingkungan dan diidentik dengan keamanan lingkungan, seperti jarang terjadinya kerusakan lingkungan alam yang tercipta secara alami. Hal ini menjadikan sebuah tinta emas bagi kota yogyakarta dalam memperoleh penghargaan kota yang yang nyaman dan asri (Muttaqin, Saputro, 2008). Kawasan Yogyakarta yang terkenal dengan daerah kawasan hijau salah satunya adalah daerah Bantul yaitu tepatnya di jalan Taman Tirto, kawasan ini memiliki arah jalan yang strategis dan banyak tempat yang berpotensi untuk dijadikan suatu kawasan obyek wisata alam karena masih terdapat tanah persawahan dan pantai, namun dalam pemanfaatan fasilitas alam yang ada, tidak dilakukan secara  maksimal, tetapi  dijadikan sebuah kawasan tempat ramainya pemukiman dan industri,  seperti banyaknya bangunan beton dibanding dengan bangunan alam sehingga memilik dampak yang mengakibatkan daerah tersebut menjadi daerah yang tidak lagi senyaman dahulu.
Kawasan Taman Tirto akan menjadi wilayah yang berpotensi timbulnya banyak limbah dan polusi disekitarnya, hal ini bisa terlihat semenjak adanya pembangunan akses jalan Ring Road yang menjadi jalur penghubung antar provinsi, menjadikan banyak masyarakat yang menjual lahan untuk didirikannya bangunan untuk usaha skala kecil maupun besar disekitar pinggir jalan protokol. Fenomena ini menjadi suatu permasalahan serius dalam menanggapi salah satu wilayah Yogyakarta yang dahulu memiliki kondisi alami sekarang berubah secara kontras. Indikasi pada fenomena tersebut bisa dilihat, disurvei dan dianalisis dengan adanya banyak bangunan gedung kampus, tempat kos, kio-kios, perumahan, gudang industri dan usaha garment lainnya.

Kawasan yang semakin berkembang akan lebih banyak menimbulkan pencemaran lingkungan yang hasilnya disebut dengan limbah atau sampah. Perkembangan suatu wilayah tentunya tidak bisa untuk dicegah, namun dalam menghindari terjadinya suatu pencemaran lingkungan berupa limbah dan sampah, harus ada perhatian sejak dini. Permasalahan pencemaran lingkungan berupa limbah dan sampah, seharusnya kawasan Taman Tirto bercermin kepada kota-kota yang berkembang dan memiliki permasalahan tentang limbah seperti di daerah kota Surabaya dan Depok. kesehatan penduduk kota Surabaya terancam oleh buruknya kualitas air kali Surabaya akibat dari pencemaran industri (Satrawijaya, 2000). Kota Depok yang terancam tertutup dengan sampah akibat dari TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang tidak diperhatikan (Anonim, 2006). Fenomena yang terjadi di kota-kota yang berkembang tersebut harus menjadi antisipasi dalam menangani permasalahan limbah dan sampah di kawasan Taman Tirto.
Perkembangan kawasan Taman Tirto dapat dianalisis memilki potensi permasalahan limbah atau sampah yang dihasilkan dari limbah rumah tangga,. Limbah rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga limbah ini bisa berupa sisa-sisa sayuran seperti wortel, kol, bayam, slada dan lain-lain bisa juga berupa kertas, kardus atau karton, limbah ini juga memiliki daya racun tinggi jika berasal dari sisa obat dan aki (Arianto, 2008). Hasil survei membuktikan bahwa populasi rumah tangga dan tempat kos tempat tinggal mahasiswa disekitar kawasan Taman Tirto semakin berkembang, akibatnya banyak mengkonsumsi kebutuhan pokok yang menghasilkan limbah padat dan cair, seperti bungkus makanan, minuman dan kebutuhan sehari hari yang terbuat dari plastik maupun botol, serta pencemaran air yang dihasilkan dari air kamar mandi dan cucian. Limbah dan sampah juga di dominasi oleh semakin berkembangnya usaha rumah makan disekitar kampus dan kos mahasiswa, karena setiap harinya mereka menghasilkan limbah dari sisa makanan dan minuman yang bisa menimbulkan penyakit jika terjadi penumpukan limbah atau sampah, jika tidak ada pengolahan lebih lanjut
Permasalahan limbah dan sampah di kawasan Taman tirto juga ditandai dengan semakin berkembangnnya bangunan garment, industri dan pabrik, baik sekala besar maupun kecil. Hasil produksi garment, industri dan pabrik, secara umum dapat menghasilkan limbah yang mengandung zat yang berbahaya diantaranya asam anorganik dan senyawa organik, jika zat-zat tersebut masuk ke perairan maka akan menimbulkan pencemaran yang dapat membahayakan makluk hidup pengguna air tersebut misalnya, ikan, bebek dan makluk hidup lainnya termasuk juga manusia, karena pada umumnya limbah ini dibuang di sungai-sungai disekitar tempat tinggal masyarakat dan tidak jarang warga masyarakat mempergunakan sungai untuk kegiatan sehari-hari, misalnya MCK (Mandi, Cuci, Kakus) dan secara langsung gas yang dihasilkan oleh limbah pabrik tersebut dikonsumsi dan dipakai oleh masyarakat (Arianto, 2008).
Limbah merupakan kotoran yang dihasilkan dari pembuangan sampah atau zat kimia pabrik-pabrik dan rumah tangga. Limbah juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga oleh kebanyakan orang, tapi limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Limbah bisa berarti sesuatu yang tidak berguna oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan dibiarkan terlalu lama, akibatnya menyebabkan timbul penyakit, padahal dengan pengolahan sampah dan limbah secara benar maka bisa menjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis (Arianto, 2008).
B. Tujuan
Perkembangan populasi masyarakat dan bangunan di kawasan Taman Tirto, menjadikan semakin bertambahnya limbah dan sampah didaerah tersebut, maka dalam kajian tentang limbah ini akan membahas tentang pengertian, jenis dan solusi sederhana pemanfaatan limbah. Hadirnya kajian ini diharapakan bisa menjadi sebuah perhatian khusus bagi pemerintah daerah yogyakarta, tentang permasalahan limbah yang terjadi di kawasan Taman Tirto, untuk mewujudkan lingkungan Yogyakarta yang aman dan asri dengan mengingat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.



II. PEMBAHASAN


A. Jenis Limbah
Berdasarkan asalnya limbah dikelompokan menjadi 2 macam yaitu organik dan anorganik
a) Limbah Organik
Limbah ini terdiri atas bahan-bahan yang besifat organik seperti dari kegiatan rumah tangga, kegiatan industri. Limbah ini juga bisa dengan mudah diuraikan melalui proses yang alami. Limbah pertanian berupa sisa tumpahan atau penyemprotan yang berlebihan, misalnya dari pestisida dan herbisida, begitu pula dengan pemupukan yang berlebihan. Limbah ini mempunyai sifat kimia yang setabil sehingga zat tersebut akan mengendap kedalam tanah, dasar sungai, danau, serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi organisme yang hidup didalamnya. Sedangkan limbah rumah tangga dapat berupa padatan seperti kertas, plastik dan lain-lain, dan berupa cairan seperti air cucian, minyak goreng bekasdan lain-lain. Limbah tersebut ada yang mempunyai daya racun yang tinggi misalnya : sisa obat, baterai bekas, dan air aki. Limbah tersebut tergolong (B3) yaitu bahan berbahaya dan beracun, sedangkan limbah air cucian, limbah kamar mandi, dapat mengandung bibit-bibit penyakit atau pencemar biologis seperti bakteri, jamur, virus dan sebagainya.
b) Limbah Anorganik
Limbah ini terdiri atas limbah industri atau limbah pertambangan. Limbah anorganik berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat di uraikan dan tidak dapat diperbaharui baik itu padat maupun cair. Limbah anorganik padat berasal dari kegiatan rumah tangga seperti botol plastik, botol kaca, tas plastik, kaleng dan aluminium, sedangkan limbah anorganik cair berasal dari air limbah industri yang mengandung berbagai jenis bahan anorganik, zat-zat tersebut adalah :
1.      Garam anorganik seperti magnesium sulfat, magnesium klorida yang berasal dari         
      kegiatan pertambangan dan industri.
2.      Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolahan biji  
      logam dan bahan bakar fosil.

B. Dampak Limbah
Dampak limbah secara umum dapat meruisak ekosistem yang ada di suatu kawasan, secara khusus limbah dapat berdampak pada keseshatan dan kondisi lingkungan sekitar.
a) Dampak terhadap kesehatan
Dampak ini berupa timbulnya penyakit seperti penyakit diare dan tikus, penyakit ini terjadi karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat. Penyakit lainnya seperti kudis dan kurap.

b) Dampak terhadap lingkungan
Dampak ini berupa cairan dari limbah–limbah yang masuk ke sungai yang mencemarkan airnya sehingga mengandung virus-virus penyakit. Berbagai ikan dapat mati sehingga mungkin lama kelamaan akan punah, juga tidak jarang manusia juga mengkonsumsi atau menggunakan air untuk kegiatan sehari-hari, sehingga menusia akan terkena dampak limbah baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain mencemari, air lingkungan juga menimbulkan banjir karena banyak orang-orang yang membuang limbah rumah tanggake sungai, sehingga pintu air mampet dan pada waktu musim hujan air tidak dapat mengalir dan air naik menggenangi rumah-rumah penduduk, sehingga dapat meresahkan para penduduk.

 C. Cara Menangani Limbah
Penangan dan pemanfaatan limbah bisa dilakukakan dengan beberapa macam cara, sesuai dengan jenis dan macam limbah yang dihasilkan, sehingga ada limbah yang bisa dimanfaatkan kembali dan limbah yang harus dimusnahkan. Macam-macam penangan limbah tersebut sebagai berikut:
a) Penanganan limbah dengan cara didaur ulang
Penanganan ini dilakukan dengan menjualnya kepasar loak atau tukang rongsokan yang biasa lewat di depan rumah – rumah. Cara ini bisa menjadikan limbah atau sampah yang semula bukan apa-apa sehingga bisa menjadi barang yang ekonomis dan bisa menghasilkan uang. Dapat juga dijual kepada tetangga kita yang menjadi tukang loak ataupun pemulung. Barang-barang yang dapat dijual antara lain kertas-kertas bekas, koran bekas, majalah bekas, botol bekas, ban bekas, radio tua, TV tua dan sepeda yang usang.
b) Penanganan limbah dengan cara pembakaran
Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk dilakukan karena tidak membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan dengan cara membakar limbah-limbah padat misalnya kertas-kertas dengan menggunakan minyak tanah lalu dinyalakan apinya. Kelebihan cara membakar ini adalah :
     a. Mudah dan tidak membutuhkan usaha keras
     b. Membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil
     c. Dapat digunakan sebagai sumber energi baik untuk pembangkit uap air panas,
         listrik dan pencairan logam.

c.) Penanganan limbah sampah menjadi bernilai ekonomi
Agar pengelolaan sampah berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan yang diinginkan, maka setiap kegiatan pengelolaan sampah harus mengikuti filosofi pengelolaan sampah. Filosofi pengelolaan sampah adalah bahwa semakin sedikit dan semakin dekat sampah dikelola dari sumbernya, maka pengelolaannya akan menjadi lebih mudah dan baik, serta lingkungan yang terkena dampak juga semakin sedikit. Tahapan Pengelolaan sampah yang dapat dilakukan di kawasan wisata alam adalah:
a. Pencegahan dan Pengurangan Sampah dari Sumbernya
    Kegiatan ini dimulai dengan kegiatan pemilahan atau pemisahan sampah organik dan  
    anorganik dengan menyediakan tempat sampah organik dan anorganik  disetiap  
    kawasan yang berpotensi adanya sampah.  
b. Pemanfaatan Kembali
    Kegiatan pemanfaatan sampah kembali, terdiri atas:
    1. Pemanfaatan sampah organik, seperti composting (pengomposan).  Sampah yang    
  mudah membusuk dapat diubah menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan  
 untuk melestarikan fungsi kawasan wisata. Berdasarkan hasil, penelitian diketahui
 bahwa dengan melakukan kegiatan composting sampah organik yang
  komposisinya mencapai 70%, dapat direduksi hingga mencapai 25%.
    2. Pemanfaatan sampah anorganik, baik secara langsung maupun tidak langsung. 
        Pemanfaatan kembali secara langsung, misalnya pembuatan kerajinan yang
        berbahan baku dari barang bekas, atau kertas daur ulang.  Sedangkan pemanfaatan
        kembali secara tidak langsung, misalnya menjual barang bekas seperti kertas,
        plastik, kaleng, koran bekas, botol, gelas dan botol air minum dalam kemasan.

d) Penanganan limbah industri dan pabrik
Limbah industri dan pabrik pada umunya bersifat cair, sehingga penanganan yang mudah untuk dilakukan yaitu dengan cara:
1.      Pengolahan Limbah Cair
Biochemical Oxygen Demand (BOD) assay : adalah cara pengukuran kadar bahan      organik yang dapat didegradasi secara biologis yang ada di dalam sampel air. Caranya adalah dengan mengukur penurunan konsentrasi oksigen akibat dari proses oksidasi senyawa organik oleh bakteri.
2.      Pengolahan limbah lumpur (Sewage Treatment)
Pengolahan primer adalah hanya proses fisik, dimana lumpur disaring untuk menghilangkan material padat yang berukur kasar. Material padat kasar ini selanjutnya dibakar, dipendam atau dikomposkan. Pengolahan primer dapat menurunkan  BOD 30-40%.


III. KESIMPULAN

Perkembangan dan pertumbuhan kawasan disertai dengan alih fungsi lahan yang pesat, telah menimbulkan kerusakan lingkungan yang dapat menimbulkan limbah, sehingga perlu dilakukan upaya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan melalui penyediaan ruang terbuka hijau yang memadai. Kawasan Taman Tirto merupakan wilayah yang sedang maenglami perkembangan, sehingga perlu adanya sebuah penataan ruang agar tidak banyak lagi pembangunan-pembangunan yang berpotensi menghasilkan limbah disekitarnya, hal ini berlandaskan atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomi (Kristanto, 2004), limbah juga merupakan hasil pembuangan yang itu mengakibatkan dampak bagi lingkungan di sekitar, tetapi sekarang banyak ditemukan cara pemanfaatan dan solusi untuk menangani dampak-dampak yang dihasilkan oleh limbah, meskipun hasilnya masih minimal, namun dapat meminimalisir dampak limbah yang berada dilingkungan sekitar. Hasil survei mebuktikan bahwa kawasan Taman Tirto sedang mangalami perkembangan, juga sudah ada indikasi permasalahan akan pencemaran lingkungan sekitarnya yaitu berupa limbah, oleh karena itu perlu adanya suatu usaha untuk mengolah limbah menjadi suatu yang bermanfaat dan bernilai ekonomis atau solusi agar limbah tidak merugikan dimasyarakat sekitar, hal ini berlandaskan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pengelolaan limbah, akan memberikan banyak manfaat yaitu: menjaga keindahan, kebersihan dan estetika lingkungan kawasan sehingga menarik wisatawan untuk berkunjung, dapat mengoptimalkan penggunaan pemanfaatan kawasan, mengurangi biaya angkut sampah ke TPS dan mengurangi beban Pemda dalam mengelola limbah sampah (Shanty, 2008).



PUSTAKA


Anonim. 2008. Limbah. http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah. Di Akses 31 Oktober 2008
               jam 14:08 wib. Yogyakarta.
 
Anonim. 2007. Peraturan MENDAGRI No 1 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
               Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. http://www.studiolanskap.or.id/.Di Akses
               17 April 2008  jam 14:07 wib. Yogyakarta.

Anonim. 2006. Kota Depok Terancam Sampah. Pos Kota. Jakarta.

Arianto. 2008. Pengertian Limbah dan Polusi. http://sobatbaru.blogspot.com /2008/05/  
               pengertian-limbah-dan-polusi.html. Di Akses 31 Oktober 2008 jam 14:19 wib. 
               Yogyakarta.
 
Kristanto P. 2004. Ekologi Industri. Hal 169. Andi Yogyakarta.

Muttaqin H, Saputro Y. 2008. Makalah Kuliah Desain Lanskap “Ekologi Sebagai
                Penyeimbang Hubungan Antara Lingkungan dengan Beberapa Komponen
                Lanskap yang lainnya. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas 
                Muhammdiyah Yogyakarta.

Santhy. 2008. Dampak Negatif Limbah Terhadap Lingkungan dan Pemnafaatannya.  
               http://shantybio.transdigit.com/. Di Akses 31 Oktober 2008 jam 14:13 wib. 
               Yogyakarta.

Sastrawijaya A T. 2000. Pencemaran Lingkungan. Hal 105. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Wahyuningsih N T. 2008. Diktat Kuliah Pengelolaan Limbah Pertanian “Pengelolaan 
               Limbah Cair”. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas
               Muhammdiyah Yogyakarta.

Sabtu, 16 April 2011

Item Pekerjaan Divisi

A. Rawat
Rawat adalah suatu usaha untuk meningkatkan dan menjaga kesuburan tanah dalam lingkungan pertumbuhan tanaman, guna mendapatkan tanaman yang sehat dan menghasilkan produksi maksimal. Kegiatan rawat merupakan bagian item program kerja yang ada di perkebunan kelapa sawit, baik itu menjaga, mengontrol dan memperbaiki kondisi lingkungan yang ada diareal perkebunan kelapa sawit. Pekerjaan rawat dilakukan langsung oleh karyawan yang ada di Afdeling, dikoordinir langsung oleh mandor rawat, diawasi oleh Kepala asisten lapangan dan dikontrol oleh Kepala Kebun sekaligus penanggung jawab keadaan atau kondisi areal.
Item pekerjaan rawat bermacam- macam, masing-masing memiliki fungsi dan tujuan berbeda, juga jenis pekerjaan yang dilakukan memiliki teknis yang berbeda.. Sebelum melakukan pekerjaan rawat, masing-masing karyawan sudah mendapat ancak dan tempat kerja yang sudah ditentukan oleh mandor rawat, yang bertugas membuat planning rawat sebelum direalisasikannya ke areal. Pelaksanaan pekerjaan rawat terlebih dahulu harus ditentukan kalibrasinya yaitu kegiatan untuk mengetahui parameter dari penggunaan alat dan material sehingga sesuai dengan takaran yang dibutuhkan, sehingga bisa menentukan norma HK (Harian Kerja) dan jumlah pekerja. Setiap bekerja karyawan harus membawa alat dan material yang akan digunakan. Setiap pelaksanaan pekerjaan rawat harus ada koordinasi terlebih dahulu oleh mandor rawat kepada kepala kebun dan kepala asisten lapangan.


Macam-macam pekerjaan rawat tanaman kelapa sawit adalah
a)      Circle Widing Manual (CWM)
Yaitu membersihkan piringan disekitar pokok kelapa sawit dari gulma dan macam-macam sampah organik yang berada disekitarnya, ukuran lebar piringan dari pokok kelapa sawit 1,5-2 meter. Tujuan dari CWM supaya pada saat panen dan mengutip brondolan buah kelapa sawit lebih mudah untuk mengambilnya  sehingga mencegah terjadinya buah dan brondolan yang tinggal dan dapat mencegah terjadinya persaingan unsur hara pokok sawit dengan gulma yang tumbuh disekitarnya dan memudahkan menabur pupuk pada sekitar piringan. Alat yang digunakan bersifat manual seperti parang dan cangkul yang fungsinya untuk membantu pekerjaan Circle Weeding Manual (CWM), parang berfungsi untuk menebas gulma dan merapihkan tanaman pakis yang menempel pada pokok sawit dan disekitar piringan, sedangkan cangkul untuk mengangkat gulma yang ada dipiringan sampai pada akar-akarnya sehingga prosentase pertumbuhan gulma relatif lebih lama.
Pekerjaan CWM dilakukan oleh karyawan yang telah disesuaikan jumlah dan ancak tempat pada areal yang akan dilakukan CWM dan diawasi oleh mandor rawat. Sebelum melakukan pekerjaan CWM harus ditentukan jumlah pekerja yang disesuaikan dengan taksasi pada areal yang akan direalisasikan dengan melihat peta rotasi rawat, pada saat diareal mandor rawat melakukan absensi ulang setelah apel pagi kepada karyawan yang hadir disana, supaya dapat mengetahui jumlah orang yang bekerja pada saat itu. Pada saat diareal pekerjaan CWM diawasi dan dikontrol langsung oleh mandor rawat sehingga menjadi tanggung jawab penuh oleh mandor rawat, karena yang telah menentukan planning dan membuat laporan pekerjaan yang telah direalisasikan.

b)      Circle Weeding Chemical (CWC)
Yaitu membersihkan piringan disekitar pokok kelapa sawit dari gulma dan macam-macam sampah organik yang berada disekitarnya, dengan menggunakan material bahan kimia atau herbisida dan ukuran lebar piringan dari pokok kelapa sawit sebesar 1,5-2 meter(Sibarani,Heriyanti. 2005). Tujuannya supaya pada saat panen dan mengutip brondolan buah kelapa sawit lebih mudah untuk mengambilnya  sehingga mencegah terjadinya buah dan brondolan yang tinggal dan mencegah terjadinya persaingan unsur hara pokok sawit dengan gulma yang tumbuh disekitarnya dan memudahkan menabur pupuk pada sekitar piringan. Alat yang digunakan pada CWC yaitu alat semprot (kynapsak) yang memiliki fungsi pengaturan penyiraman material pada saat membasmi gulma dan rumput-rumputan yang tidak bermanfaat.
Material yang digunakan berupa herbisida memiliki macam-macam merek dagang. Herbisida kontak yaitu herbisida yang cara kerjanya hanya mematikan bagian yang terkena larutan saja, salah satu contohnya parakuat dan gramaxone. Herbisida sistemik yaitu herbisida yang dapat membunuh semua bagian tanaman dengan jalan translokasi keseluruh bagian tanaman sehingga mematikan fungsi tanaman.
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan pada saat penggunan herbisida yaitu jenis dan dosis herbisida yang digunakan  seperti parakuat yang digunakan untuk gulma berdaun pita dan berdaun lebar, gylphosate biasa digunakan untuk rumput rumputan dan lalang. Waktu penyemprotan terdiri dari faktor intern yaitu penyemprotan yang dilakukan pada saat pertumbuhan optimal dan belum memsuki  masa fase generatif, factor ekstern yaitu penyemprotan yang dilakukan dengan menyesuaikan kondisi iklim. Teknik penyemprotan dilakuakan dengan alat semprot yang sudah diisi material dan air sesuai dengan aturannya, lalu dilakukan pemompaan sesuai dengan tekanan normal yang dibutuhkan, semportkan pada gulma sesuai dengan debit cairan yang sudah ditentukan, penyemprotan harus dilakukan sampai merata.  
Pekerjaan CWC dilakukan oleh karyawan yang telah disesuaikan jumlah dan ancak tempat pada areal yang akan dilakukan CWC dan diawasi oleh mandor rawat. Sebelum melakukan pekerjaan CWC harus ditentukan jumlah pekerja yang disesuaikan dengan taksasi pada areal yang akan direalisasikan dengan melihat peta rotasi rawat, pada saat diareal mandor rawat melakukan absensi ulang setelah apel pagi dikantor, supaya dapat mengetahui jumlah orang yang bekerja pada saat itu. Pada saat diareal pekerjaan CWC diawasi dan dikontrol langsung oleh mandor rawat sehingga menjadi tanggung jawab penuh oleh mandor rawat, karena yang telah menentukan planning dan membuat laporan pekerjaan yang telah direalisasikan.
c)      Weeding Manual (WDM)
Yaitu pekerjaan membersihkan gulma dan anak kayu (tanaman liar) yang berada digawangan maupun tempat lain yang dianggap merugikan tanaman maupun mengganggu pekerjaan panen. Teknik pekerjaan WDM dengan membongkar semua gulma yang tidak bermanfaat dan anak kayu yang tumbuh didalam gawangan atau didalam blok (areal), sehingga item pekerjaan ini sering disebut dengan dongkel anak kayu (DAK). Tujuan dari pekerjaan WDM adalah membasmi gulma dan tanaman yang dapat menjadi pesaing unsur hara pada pokok sawit dengan mencabut atau mendongkel sampai bagian akar sehingga prosentase tumbuh kembalinya relaitf lebih lama, selain itu juga menghindari tumbuhnya tanaman liar selain tanaman kelapa sawit dan gulma bermanfaat yang sengaja dirawat dan dipelihara. Alat yang digunakan dalam pekerjaan WDM yaitu cangkul untuk mengangkat anak kayu yang sulit untuk dicabut sampai akarnya dan parang untuk membersihkan tanaman gulma dipokok sawit yang sulit dijangkau dengan tangan. .
Pekerjaan WDM dilakukan oleh karyawan yang telah disesuaikan jumlah dan ancak tempat pada areal yang akan dilakukan WDM dan diawasi oleh mandor rawat. Sebelum melakukan pekerjaan WDM harus ditentukan jumlah pekerja yang disesuaikan dengan taksasi pada areal yang akan direalisasikan dengan melihat peta rotasi rawat, pada saat diareal mandor rawat melakukan absensi ulang setelah apel pagi karyawan dikantor, supaya dapat mengetahui jumlah orang yang bekerja pada saat itu. Pada saat diareal pekerjaan WDM diawasi dan dikontrol langsung oleh mandor rawat sehingga menjadi tanggung jawab penuh oleh mandor rawat, karena yang telah menentukan planing dan membuat laporan pekerjaan yang telah direalisasikan.
d)     Pruning (pemangkasan)
Yaitu memangkas pelepah dipokok sawit yang akan berpengaruh terhadap perilaku fisiologinya dengan mempertahankan jumlah pelepah yang ditentukan, jika kurang dari standar karena dipruning terlalu berlebihan akan meyebabkan tanaman lebih banyak mengahasilkan bunga jantan  setiap melakukan pruning harus ditinggalkan tiga pelepah yang berada dibawah tandan yang tertua, tujuannya supaya pertumbuhan vgetatif dan generatif bisa seimbang yang biasa disebut dengan proses asimilasi (Anonim, 2006). Pelepah atau daun yang telah dipangkas dibuang kedalam gawangan mati, sehingga dapat menjadi salah satu bahan organik disekitarnya.
Tujuan dari pruning yaitu:
·         Menjaga keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan generatif
·         Mempermudah pelaksanaan panen
·         Mengurangi perintang penyerbukan secara alami
·         Pemasukan cahaya yang lebih merata untuk proses asimilasi dan sirkulasi angin
         yang lebih baik.
·         Mendorong penyaluran zat hara yang diserap tanaman pada daun-daun yang lebih
         produktif.
·         Mengurangi kehilangan brondolan di cabang.
Pelaksanaan pruning tanaman kelapa sawit di PT. GSPP dilakukan dengan meninggalkan 2 (dua) pelepah berada di bawah tandan tertua atau disebut sebagai songgo dua, untuk  memudahkan pelaksanaan panen karena tanaman sudah cukup tinggi, dan untuk memberikan keleluasaan perkembangan tandan sehingga tidak ada yang tandan terjepit (Ari, 2006). Cara pelaksanaan pruning/ penunasan adalah dengan menebas tunasan pelepah daun berbentuk tapak kuda pada  kemiringan 15-30°  memakai alat dodos atau egrek. Pelepah daun yang ditunas dipotong tiga bagian dimana 2 (dua) bagian atas disusun disela-sela tanaman sebagai mulsa, sedang satu bagian pangkal pelepah disusun di gawangan mati dengan posisi tengkurap.
Kendala dalam pelaksanaan pruning bisa terjadinya over pruning yang disebabkan karena pemangkasan secara berlebihan, dapat mengakibatkan timbulnya bunga baru yang tidak menjadi buah. Over pruning juga dapat menimbulkan adanya hama penyakit (jamur buah), disebabkan pelepah yang dipangkas mengeluarkan air yang berlebihan sehingga kelembaban semakin tinggi.pekerjaan pruning dilakukakn oleh beberapa orang karyawan
e)      Pemupukan
Pemupukan merupakan kegiatan memberikan tambahan unsur hara, sesuai dengan fungsi yang dibutuhkan pada tanaman sehingga kebutuhan nutrisi pada tanaman tercukupi dan bisa mengasilkan produksi yang maksimal. Dosis pemupukan ditentukan dengan hasil analisis daun yang dilakukan secara rutin satu tahun sekali, karena hasil anlisis daun dapat mengidentifikasikan tingkat kesuburan tanaman dengan mengambil contoh (sample) daun disebut dengan LSU (Leaf Sample Unit).Jenis dan dosis pemupukan yang diberikan ditetapkan berdasarkan  hasil analisa daun (Leaf Sample Unit) dan analisa tanah  oleh Divisi Opertion (Kator Pusat) Jakarta bersama Function sehingga tiap-tiap blok berbeda.
Dalam pekerjaan rawat pemupukan merupakan item kerja yang mengeluarkan banyak biaya seperti penyediaan material transportasi dan tenaga kerja., oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pemupukan:
1.      Pemupukan dilakukan 1 tahun 2 kali (2 semester), waktunya dilakukan pada awal musim hujan dan diakhir musim hujan, sesuai rotasi dan kondisi iklim atau cuaca. Pemupukan tidak boleh dilakukan pada musim kemarau (curah hujan <75 mm) dan pada saat musim hujan (curah hujan >200mm).
2.      Pemupukan harus dilaksanakan secara intensif, tepat waktu, tepat dosis, tepat pada lokasi areal, tepat jenis pupuk yang dibutuhkan dan teknik penaburannya. Pengeceran pupuk diareal harus dilaksanakan pagi hari, supaya pada saat penaburan tidak terlalu siang, dapat menghindari terjadinya penguapan pada pupuk akibat sinar matahari langsung sehingga menjadikan kondisi tanaman mengalami stress, maka perlu dikondisikan terlebih dahulu sebelum dilakukannya langsir dan penaburan pupuk, supaya lebih sistematis dan tersusun rapih. Ecer pupuk merupakan penempatan pupuk pada tepi barisan sesuai dengan kebutuhan. Menentukan titik penempatan pupuk yang akan dilangsir harus disesuaikan dengan ancak atau baris yang sudah ditentukan sehingga dapat menghindari amabang eror dalam membagi jumlah kebutuhan pupuk masing-masing baris pokok.
Persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan kegiatan pemupukan adalah memberikan surat permintaan barang kepada gudang sentral lalu bisa diambil, setelah itu dilakukannya pengeceran pupuk. Ecer pupuk adalah penempatan pupuk pada tepi barisan sesuai dengan kebutuhannya. Pupuk yang telah diambil dari gudang dan diangkut dengan kendaraan untuk diecer ke blok pada pagi hari sebelum jam dimulai pekerjaan pemupukan. (05.00-06.30). Pelaksanaan pemupukan ini membutuhkan tenaga sebagai penabur, pelangsir (dengan perbandingan 1 : 1 bila dosis pemupukan besar atau 2 : 1 bila dosis pemupukan kecil), dan seorang pengutip goni ex-pupuk. Kebutuhan  tenaga kerja untuk pemupukan ini sesuai dengan dosis dan kondisi areal.
Sistem pemupukan yang digunakan yaitu menggali lubang dan distabur disekitar pokok sawit, sistem tabur dilakukan pada kondisi areal normal yaitu datar sehingga memudahkan akar tanaman menyerap unsur hara dan material yang telah ditabur tidak berceceran seperti sistem tabur diatas piringan. Pada sistem lubang dilakukan pada kondisi arael rolling atau rendahan supaya pupuk yang disudah ditabur tidak terjadi losis, erosi tanah yang menyebabkan pupuk tidak jadi diserap oleh akar tanaman, juga untuk mengoptimalkan unsur hara yang hilang akibat erosi (run off).
Standar alat-alat yang digunakan dalam pemupukan yaitu cangkul pada saat pebuatan lubang, sedangkan pada saat penaburan menggunakan ember galon  atau plastik yang mampu menampung pupuk 10-20 kg, kain selendang untuk menggendong ember yang berisi pupuk dan takaran untuk menabur pupuk yang telah disesuaikan dengan dosis setiap pokok sawit. Pupuk yang ditaburkan harus kedalam lubang secara utuh tidak boleh berceceran dan setelah itu ditutup kembali lubang yang telah diisi pupuk secara merata.
f)       Aplikasi Tandan Kosong
Sebagai upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan dari pencemaran hasil proses produksi dan untuk menerapkan ISO 14001 maka PT. GSPP melakukan aplikasi tandan kosong (tankos) ke areal perkebunannya. Selain itu pemberian tankos dapat bermanfaat untuk menambah unsur hara N,P,K dan Mg yang dibutuhkan oleh tanaman dan juga untuk menghasilkan bahan organik yang mampu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan  retensi air tanah dan unsur hara, meningkatkan kapasitas tukar kation tanah dan mencegah terjadinya erosi dan louching (pelindian) (Anonim, 2006). Dalam pelaksanaan pengeceran tandan kosong ke areal tanaman kelapa sawit dilakukan di gawangan mati dan jalur pokok sampai batas piringan tanpa mengganggu kegiatan lain.
g)      Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama adalah pengganggu tanaman kelapa sawit yang disebabkan oleh serangga dan atau mamalia yang mengakibatkan menurunkan hasil dan secara ekonomis merugikan manusia. Penyakit adalah factor pengganggu tanaman kelapa sawit yang disebabkan oleh jamur, bakteri atau virus yang secara ekonomis dapat menurunkan hasil. Pengendalian hama dan penyakit tanaman adalah suatu usaha untuk menurunkan populasi hama dan penyakit tanaman sampai pada tingkat dibawah ambang batas ekonomis sehingga secara ekonomis tidak menimbulkan kerugian.. Di PT. GSPP hama yang menyerang tanaman kelapa sawit  adalah tikus, rayap dan kumbang badak. Untuk bisa mengetahui dan mengontrol tingkat populasi HPT (Hama Penyakit Tanaman), maka PT GSPP mangadakan kegiatan EWS (Early Warning System) yaitu sistem pengamatan populasi HPT yang dilakukan setiap satu bulan sekali dengan mengambil beberapa sample pokok pada daun ke 17 dari setiap blok areal.





B. Panen
Panen adalah pengambilan buah kelapa sawit yang telah memenuhi kriteria matang panen dari pokok sawit, juga bersama brondolan yang berjatuhan di sekitar piringan, lalu dikumpulkan ke TPH (Tempat Pengumpulan Hasil) dan diangkut dengan truk untuk dibawa ke PKS (Pengolahan Kelapa Sawit). Pekerjaan rawat dilakukan langsung oleh karyawan yang ada di Afdeling,  dikoordinir langsung oleh mandor panen, diawasi oleh Kepala asisten lapangan dan dikontrol oleh Kepala Kebun sekaligus penanggung jawab keadaan atau kondisi panen di areal. Item pekerjaan panen meliputi pemangkasan pelepah yan disusun rapi digawangan mati, lalu menurunkan buah yang sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan yaitu brondolan yang jatuh dipiringan resmi sebanyak 5 buah dan pada janjangan lebih dari 10 buah, kemudian memungut buah dan mengambil brondolan yang berjatuhan sampai tuntas, sambil memotong pangkal janjang seperti cangkam kodok, setelah itu ditaruh di tempat TPH (Tempat Pengumpulan Hasil) yang setelah itu akan diangkut oleh transportasi ke tempat PKS (Pengolahan Kelapa Sawit).
Sebelum melakukan pekerjaan panen, masing-masing karyawan sudah mendapat ancak dan tempat kerja yang sudah ditentukan oleh mandor panen yang bertugas membuat planning panen sebelum direalisasikannya ke areal dan melakukan sensus pada areal yang akan menjadi lokasi tempat panen. Ancak panen adalah luasan panen yang menjadi tanggung jawab pemanen. Ancak panen ada dua macam yaitu ancak tetap, pada sistem ini pemanen mempunyai areal panen yang tetap. Contoh: blok A 2 luasnya 30 Ha, jumlah baris = 120, jumlah ancak = 12, masing-masing pemanen mendapat ancak 10 baris, maka pembagian ancaknya yaitu ancak 1 = baris 1s/d 10, ancak 2 = baris 11 s/d 20 dan seterusnya. Ancak giring, pada system ini pemanen secara bersam-sama memanen dalam satu blok, stetelah selesai pinadh ke blok lain. Satu orang pemanen memanen tiap satu path, kemudian pindah ke path yang belm dipanen dan seterusnya sampai selesai 1blok lalu pindah ke blok lain (Anonim, 2006). Sebelum ancak dilakukan harus dikoordinasikan terlebih dahulu kepada kepala kebun dan kepala asisten lapangan dan kegiatan panen terdiri dari persiapan panen dan pelaksanaan panen.
a)      Persiapan Panen
Merupakan sarana dan prasarana yang dapat mempermudah didalam kegiatan panen seperti alat-alat panen (helm, sarung tangan, sepatu boat, kaca mata, dodos, egrek, kampak, gancu, batu asah, angkong, karung alas brondolan dan garuk brondolan). Prasarana pendukung didalam panen meliputi:
a.       TPH (Tempat Pengumpulan Hasil) yaitu sebidang lahan yang dibuat khusus untuk mengumpulkan buah (TBS dan brondolan), terletak pada gawangan tanaman dan berada setiap 3 path, ukurannya 3 x 4 m dan 4 x6 m. Setiap TPH diberi identitas (blok, nomor baris dan nomor TPH)diberi warna cat dasar merah dan tulisan berwarna putih, sehingga mempermudah untuk mengetahui hasil yang telah dipanen dan bisa mempermudah buah dalam pengangkutan ke PKS.
b.      Jalan Panen (Path) yaitu jalan diatara dua barisan tanaman yang digunakan untuk lalu lintas pengangkutan hasil panen dari dalam blok ke TPH yang biasa disebut pasar pikul. Ukuran lebar jalan 1.2 -1.5 m, letaknya searah barisan tanaman untuk areal datar dan mengikuti contour untuk daerah berbukit, untuk mempermudah pemanen menuju TPH. Path harus bersih dari tanaman liar gulma lainnya, supaya tidak menghambat pemanen dalam mengangkut buah.
c.       Titi Panen adalah jembatan kecil yang dibuat sederhana dari kayu atau timbunan karung yang lebarnya 20 cm dan tinggi 7 cm, supaya memudahkan pemanen membawa buah ke tempat TPH yang harus menyeberangi selokan kecil.
b)      Pelaksanaan Panen
Panen perkebunan kelapa sawit harus dilaksanakan sebaik-baiknya agar hasil yang dicapai bisa memenuhi target yang diinginkan baik kualitas maupun kuantitas. Sebelum pelaksanaan panen, kegiatan yang paling penting dan harus dilaksanakan adalah taksasi panen. Taksasi panen adalah menghitung kerapatan panen sehingga pada pelaksanaan dan operasionalnya bisa terantisipasi sedini mungkin. Setelah taksasi diketahui, mandor panen menentukan ancak kepada pemanen dan menancapkan bendera sebelum pemanen masuk kedalam blok setelah itu mengontrol selama pekerjaan panen berlangsung.                                                                                       
Panen merupakan kegiatan inti dari operasional kebun kelapa sawit yang harus benar-benar diperhatikan dan dikontrol, karena dengan melihat hasil produksi panen sangat berpengaruh terhadap kegiatan manajemen dan operasional lainnya dan bisa mencapai tujuan dari kegiatan panen.
Tujuan panen :
1.      Mendapatkan jumlah TBS yang tinggi
2.      mendapatkan jumlah minyak dan kernel (rendemen) yang tinggi
3.      mendapatkan minyak yang berkualitas
4.      biaya panen efesien
5.      Eksploitasi (perawatan)  berjalan dengan baik sehingga produksi buah semakin banyak dan umur tanaman lebih lama
Cara pemanenan :
·         Sebelum pelaksanaan panen, alat-alat yang diperlukan harus disiapkan seperti dodos, egrek, kampak, gancu, goni ex pupuk, angkong dan sebagainya.
·         Panen dilakukan dengan mendatangi pohon demi pohon diancak yang telah ditetapkan.
·         TBS yang dipanen adalah yang memenuhi criteria matang panen tandan yaitu sudah membrondol minimal 5 brondolan.
·         Pada pemanenan dengan dodos, pemotongan pelepah penyangga buah harus hati-hati, artinya pelepah penyangga buah tidah harus dipotong bila ternyata jumlah pelepahnya telah memenuhi standar.
·         Pada pemanenan dengan egrek, pemotongan pelepah dibolehkan dengan sistem songgo satu (satu pelepah dibawah buah)
·         SemuaTBS dan brondolan dikumpulkan ke TPH. Gagang TBS dipotong hingga mepet  (2 cm) dan dibentuk cangkam kodok sebagai identitas buah ASTRA. Semua brondolan yang ada di piringan, gawangan, ketiak daun dan yang tercecer harus dikutip dan dikumpulkan.
·         Pelepah ex-potongan direncek (potong 3) dan disusun di gawangan mati
·         TBS dan brondolan disusun secara rapi di TPH. TBS disusun berderet, sedangkan brondolan harus dialasi karung ex-goni.
·         Setiap pemanen harus mencantumkan kode pemanen untuk memudahkan administrasi dan pengawasan.
Untuk mencapai tujuan panen, harus adanya usaha mencegah terjadinya permasalahan dalam panen, baik berkaitan sistem panen, taransportasi dan pengolahan. Sistem panen merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan, seperti sebelum pelaksanaan panen dilakukannya sensus areal yang akan dipanen supaya dapat menentukan kalibrasi pada panen hari itu, mengetahui kerapatan janjang untuk bisa mendapat target yang akan dicapai, selain itu pengambilan buah yang dipanen harus sesuai kriteria yang sudah ditentukan yaitu brondolan yang jatuh harus lebih dari 10 buah dan brondolan dikutip tuntas, supaya pada hasil pengolahan bisa mendapatkan rendemen yang telah ditargetkan.
C. Pengangkutan/Transportasi Buah
            Pengangkutan adalah kegiatan mengangkut TBS (hasil panen) dari TPH (afdeling) ke pabrik. Sasaran kegiatan pengangkutan ini adalah agar TBS yang telah dipanen terangkut seseera mungkin dan terangkut semua ke pabrik (tidak ada restan).TBS yang terlambat diangkut ke pabrik atau yang tidak terangkut pada hari itu (restan) akan mengakibatkan menurunnya mutu minyak. Buah yang sudah dipanen dan tidak segera diangkut akam meningkat kandungan ALB (Asam Lemak Bebas)nya, sehingga mutu minyak jelek.
            Pengangkutan dimulai setelah TBS terkumpul di TPH pada jam 09.00 sampai truk penuh kemudian dibawa ke pabrik untuk diolah, buah diangkut segera ke pabrik paling lama 12 jam setelah panen buah pertama diangkut ke pabrik. Pelaksanaan pengangkutan melibatkan koordinasi mandor1, mandor panen , kerani panen dan mandor transport.
Kalibrasi Angkutan TBS
Mengelilingi TPH dan muat                                                    = 40 Menit
Bongkar di pabrik                                                                   = 20 Menit
Perjalanan ke pabrik                                                                = 60 Menit
Total waktu                                                                             = 120 Menit/7 ton
Sumber: Data Primer Cechker Afd OF. 2008
            Pada kondisi normal 1 hari kerja truk mencapai 4 rit dengan kapasitas truk 7 ton, maka 1 hari dapat mengangkut 28 ton. Satu truk biasanya memuat sekitar 7-8 ton TBS. Apabila ada buah restan dan memungkinkan untuk diangkut pada hari itu, maka prioritas pertama yang harus diangkut adalah buah restan, baru kemudian buah panen hari itu.
            Transportasi sangat mendukung sekali dalam kegiatan panen buah kelapa sawit, membantu dalam mengangkut buah yang telah dipetik oleh pemenen, untuk mendapatkan hasil pengolahan kualitas buah yang baik diperlukan transportasi yang selalu siap untuk mendistribusikan buah ke tempat pengolahan kelapa sawit dalam satu hari, karena kriteria buah yang bisa mendapatkan hasil pengolahan baik adalah buah yang baru dipanen, langsung diolah tepat waktu atau disebut Tandan Buah Segar (TBS). Jika buah yang tidak diangkut waktu panen, maka dapat menurunkan kualitas buah yang akan diolah sehingga mempengaruhi hasil pengolahan yang kurang baik atau disebut dengan restan. Maka fungsi utama dari transportasi adalah dapat mengangkut hasil panen TBS secara tepat waktu dan menghindari terjadinya restan diareal yang sedang dipanen.
















D. Pengolahan Kelapa Sawit (PKS)
Pengolahan kelapa sawit merupakan tempat mengolah buah sawit menjadi minyak sawit dan manfaat lainnya, memiliki peran penting dalam menghasilkan buah yang diolah menjadi CPO. Pengolahan kelapa sawit atau pabrik memilki fungsi untuk:
  • Mengoperasikan proses operasi pengolahan secara lancar dan mampu melayani pada bulan puncak.
  • Menghasilkan minyak dan kernel semaksimal mungkin dengan kehilangan produksi seminimal mungkin.
  • Menghasilkan minyak dan kernel dengan mutu memenuhi standard dan selalu konsisten dari bahan baku yang standard.
  • Mengeluarkan biaya operasi secara optimum.
Sistem pengolahan harus memiliki kapabilitas mengolah buah dengan cepat tepat, sehingga tandan buah segar yang telah dikirim dapat menghasilkan CPO atau PKO yang bekualitas. Jika terjadi keterlambatan dalam pengolahan, maka buah yang telah dikirim sudah tidak lagi menjadi TBS, mempengaruhi kualitas CPO menjadi kurang berkualitas. Maka untuk menghindari terjadinya keterlambatan dalam pengolahan perlu adanya pengontrolan secara intensif, baik itu pengontrolan pada alat berat, juga pada kedisiplinan dalam bekerja dipengolahan kelapa sawit. Kegiatan yang dilakukan di pabrik ini merupakan kegiatan yang berkaitan dengan proses pengolahan buah kelapa sawit menjadi minyak (Crude Palm Oil/CPO).
a)      Penimbangan
            TBS dari lapangan diangkut ke pabrik dengan truk langsung ditimbang dengan jembatan timbangan, kemudian dipindahkan ke Loading Ramp. Penimbangan ini penting dilakukan karena akan berkaitan dengan produksi perkebunan, pembayaran upah pekerja, perhitungan rendemen minyak sawit, dan lain-lain. Fungsi timbangan untuk mengetahui tonase TBS dan ampas dari pengolahan buah kelapa sawit
b)      Stasiun Loading Ramp.
         Fungsi stasiun ini adalah untuk menampung tandan buah segar (TBS) yang datang dari kebun yang kemudian dimasukan ke dalam lori-lori yang bermuatan kurang lebih 3 ton. Pada kesempatan ini dilakukan grading buah terhadap setiap kebun yang mengolah di pabrik dengan menentukan jumlah truck sebagai wakil dari seluruh kebun, baik kebun sendiri maupun kebun dari pihak lain. Hal ini dilakukan untuk perhitungan rendemen dan penilaian mutu buah seperti prosentase buah mentah, buah busuk, tandan kosong dan tangkai panjang.    
c)      Stasiun Sterilizer (Perebusan).
         Sterilizer adalah bejana tekan yang menggunakan uap dengan tekanan sekitar 3,5 kg/cm2 (bar) dengan suhu uap 125 °C, dilengkapi dengan pintu depan belakang, valve dan pressure gauges. Bejana ini berukuran panjang kurang lebih 22 meter dan diameter 2,5 meter yang dapat memuat 10 lori rebusan. Fungsi alat ini adalah untuk merebus TBS dengan memakai uap selama 70 – 90 menit.  Sedangkan tujuan dari perbusan ini adalah:
·         menonaktifkan enzym-enzym yang menstimulir pembentukan asam lemak
      bebas
·         memudahkan lepasnya brondolan dari tandan
·         dehidrasi buah untuk membantu pelumatan dan pengepresan (mengurangi
      kadar air buah)
·         dehidrasi nut sehingga kernel mudah lekang dari cangkang.
·         Mengkoagulasikan (mengendapkan) protein sehingga memudahkan pemisahan minyak. Setelah perebusan lori-lori berisi TBS ditarik keluar, diangkat dan dituangkan ke automatic feeder dengan alat Hoisting Crane.
d)     Stasiun Threshing/Penebahan
            TBS di dalam automatic feeder dimasukan kedalam mesin penebah (Thresher). Fungsi alat ini adalah untuk memipil (melepas) dan memisahkan brondolan dari tandannya. Tandan kosong ini dikeluarkan ke pembuangan untuk diaplikasikan ke kebun sedangkan brondolannya dihantarkan ke stasiun press.
e)      Stasiun Press
            Fungsi stasiun ini adalah untuk melumat dan mengepres buah sehingga diperoleh minyak kasar. Dari proses ini akan didapatkan juga fibre/ampas yang digunakan sebagai bahan bakar boiler/ketel uap yang berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga uap dan perebusan buah  sedangkan  biji/nutnya diproses untuk diambil kernelnya.
f)       Stasiun klarifikasi
            Fungsi stasiun ini adalah untuk memisahkan minyak kasar dari air dan kotoran yang terkandung dalam minyak tersebut.  Proses pemisahan minyak dengan air dan kotoran ini dilakukan dengan system pengendapan, sentrifugal dan penguapan. Dari proses ini akan diperoleh minyak murni dengan kandungan kadar air 0,18 % dan kotoran kurang 0,02 % yang kemudian ditampung dalam tanki penyimpanan (Storage tank). Selain itu proses ini menghasilkan heavy phase sebagai limbah cair/effluent.
g)      Stasiun Kernel
Fungsi stasiun ini adalah untuk memisahkan kernel dari cangkangnya. Biji-biji yang bebas dari fibre/daging buah ini diproses dalam Ripple Mill. Dari alat ini akan didapatkan biji dan cangkang. Kemudian dengan memakai alat Hydrocyclone cangkang ini akan terpisah dan dikeluarkan ke pembuangan untuk bahan bakar boiler sedangkan kernelnya dimasukan kedalam oven untuk dikeringkan. Setelah kering, kernel disimpan dan siap untuk dikirim ke pabrik pengolahan minyak kernel (PKO/Palm Kernel Oil).
h)      Stasiun PKO (Palm Kernel Oil)
Merupakan follow Up dari stasiun kernel, yang tujuannnya untuk mengolah biji kernel menjadi minyak murni yang memiliki kualitas yang lebih baik dari CPO. Selain dapat menghasilkan minyak kelapa sawit yang berkualitas, ampas kernel yang menjadi limbah bisa digunakan menjadi sumber energi listirk dengan melalui proses stasiun boiler, lalu abu boiler yang sudah halus bisa digunakan untuk pakan ternak. 
i)        Stasiun Water Treatment
            Fungsi stasiun water treatment adalah untuk proses penjernihan air sehingga dapat digunakan untuk proses pengolahan minyak. Di stasiun ini air dari waduk ditampung di kolam kemudian disaring dalam clarifier water tank. Untuk mempercepat proses penjernihan air maka dibutuhkan zat kimia seperti alum, amerflock dan soda dengan dosis sesuai rekomendasi dari laboratorium.
j)        Stasiun Boiler
Fungsi stasiun ini adalah untuk menghasilkan uap dari bahan baku air dengan bahan bakar fibre dan cangkang. Energi yang terkandung dalam uap (energi kinetis) diubah menjadi energi mekanik yang menghasilkan energi listrik. Listrik dan uap bekas dari turbin uap dipergunakan sebagai sumber tenaga penggerak dan pemanasan (kernel dryer).
k)      Effluent (limbah cair)
            Pengolahan limbah cair adalah system pengolahan limbah dengan menggunakan kolam secara biological treatment (pemanfaatan bakteri) untuk menurunkan kadar polutan. Proses pengolahan limbah cair di PKS PT. GSPP menggunakan sistem Two Phase Activated Sludge System yaitu anaerobic dan aerobik. Proses pengolahan limbah ini menggunakan beberapa jenis kolam yaitu :
a.       Kolam pendingin (Cooling Pond)
            kolam yang digunakan untuk menurunkan temperatur/suhu limbah cair  dari 70 – 80 °C menjadi 40-45 °C selama sehari agar bakteri Mesophilic sp dapat berkembang biak dengan baik.
b.      Kolam pencampur (Mixing Pond)
            kolam kondisioning dimana limbah segar dari kolam pendingin bercampur dengan lumpur aktif dari kolam dengan tujuan agar terjadi kontak awal antara limbah segar dengan bakteri Phase acetanogenik.
c.       Kolam anaerobic ( Anaerobic Pond)
            tempat proses perombakan secara anaerobic, bakteri asam mengubah substrat menjadi VFA dan selanjutnya VFA akan diubah oleh bakteri methagonic menjadi senyawa  Methane (CH4) dan CO2, Di dalam kolam ini nilai BOD (Biological Oxigen Demand) sekitar 3000-5000 ppm. Waktu yang diperlukan sekitar 20 hari.
d.      Contact Pond/Sedimen Pond
            kolam pemisahan antara supernatant dengan solid (Lumpur). Untuk selanjutnya supernatan dialirkan ke kolam aerobik sedangkan solidnya dikembalikan ke kolam anaerobic.
e.       Kolam aerobik (Aerobic Pond).
            Proses pengolahan limbah terakhir berlangsung di kolam aerobik. Dalam kolam ini terjadi proses penguraian bahan organic oleh bakteri aerob (bakteri yang membutuhkan oksigen). Penetrasi oksigen ke dalam kolam dilakukan dengan bantuan aerator selama 20 hari. Selanjutnya limbah yang keluar dari kolam ini dapat diaplikasikan ke kebun sebagai pupuk organic karena kandungannya sudah sesuai dengan
E. Administrasi
   Adminstrasi merupakan bagian yang mencatat dan melaporkan semua kegiatan yang berhubungan dengan tanaman baik itu produksi, perawatan sampai permintaan kebutuhan barang atau material. Beberapa macam administrasi yang berhubungan dengan tanaman yaitu administrasi afdeling, administrasi transportasi, administrasi pabrik, dan admisitrasi gudang.
a)      Administrasi Afdeling
      Tugas administrasi afdeling (krani afdeling) adalah mencatat dan melaporkan semua kegiatan yang dilakukan afdeling ke bagian administrasi tanaman  Hal-hal yang perlu dicatat dan dilaporkan adalah :
a.       Laporan perincian pekerjaan harian, yaitu suatu laporan harian afdeling yang meliputi semua pekerjaan mulai dari pengembangan, perawatan, produksi dan umum mencakup blok yang dikerjakan, hasil pekerjaan (Ha atau Kg), jumlah tenaga kerja (SKU/BHL), pemakaian material, dan penggunaan biaya.
b.      Laporan harian produksi, yaitu laporan produksi per blok yang mencakup jumlah janjang, berat buah, buah yang diangkut, buah restan dan tenaga kerja yang dipakai.
b)       Administrasi Tanaman
            Administrasi tanaman bertugas dan bertanggung jawab mengurus administrasi tentang hasil dari kelapa sawit. Untuk memperoleh data tentang laporan hasil panen sawit maka bagian administrasi tanaman berkonsolidasi dengan mandor tanaman, setelah itu meng- in put kedalam data base tanaman. Data tentang hasil panen tiap hari dilaporkan dan dikirim melalui akese intranet kepada direktur Area, sedangkan laporan rawat dan HPT hanya dilaporkan dalam tempo atu bulan sekali.
            Selain untuk dokumentasi hasil laporan panen dan pekerjaan lainnya  juga digunakan untuk mengetahui gaji karyawan. Sistem penggajian setiap karyawan dapat diketahui melalui form nilai absensi atau AB . Dokumen dan form administrasi keuangan antara lain yaitu data hasil panen masing-masing blok setiap hari, data jumlah pekerja yang memetik sawit tiap blok, sedangkan pekerjaan rawat dan HPT didapat dengan HK/ hari, jika melebihi jam kerja maka mendapat premi.
c)      Gudang
            Gudang adalah suatu tempat yang difungsikan untuk menyimpan barang sementara sebelum barang digunakan (Ari, 2006). Barang- barang yang disimpan di gudang adalah semua jenis barang mulai dari bahan kimia, spare part, pupuk dan sebagainya.  Karena barang yang disimpan mempunyai karakteristik bermacam-macam, maka gudang sebaiknya terdiri dari bangunan permanen ataupun semi permanen yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
·         Tidak bocor bila hujan
·         Tidak lembab (cukup sirkulasi udara)
·         Lantai kering (beton, semen dilapisi papan)
            Penyusunan (penyimpanan) barang didasarkan pada tujuan penggunaan dapat dikelompokkan menjadi :
a)      Barang Tanaman
-    Bahan Kimia : herbisida, insektisisda
-    Bahan Pupuk : segala jenis pupuk
-    Spare part : spare part alat semprot, alat panen, dan sebagainya
b)      Barang Pabrik
-    Bahan Kimia : water treatment, bahan-bahan kimia untuk laboratorium
-    BBM / lubricant : solar, olie, grease dan sebagainya
-    Spare part : semua spare part pabrik
c)      Barang Teknik
-    BBM / lubricant : solar, bensin, olie
-    Spare part : semua spare part mobil dan alat berat, dan ban mobil
            Penyusunan / penyimpanan barang harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
·   Setiap kelompok barang harus ditempatkan terpisah dan mempunyai tempat tersendiri. Herbisida tidak boleh dicampur dengan pupuk, kawat las tidak boleh dicampur dengan water treatment, khusus BBM harus disimpan di gudang tersendiri, fast moving harus diberi tempat yang lebih strategis dan mudah diambil.
·   Untuk barang yang ukurannya kecil dan jumlahnya banyak serta beragam (kelompok spare part) harus ditempatkan dalam rak-rak.
·   Setiap kelompok barang harus diberi label agar memudahkan pengambilan dan pemeriksaannya.
            Sistem dan prosedur yang terjadi pada administrasi gudang antara lain :
a)      Prosedur permintaan barang
Pengadaan barang untuk site dipusatkan di HO. Kebun setiap bulan mengajukan permintaan barang yang merupakan kebutuhan site sesua rencana kerja. Permintaan barang dari site ke HO dikoordinasikan oleh bagian gudang dan KTU.
b)      Prosedur penerimaan barang
Petugas gudang menerima barang dan melakukan pemeriksaan dan kesesuaian fisik dengan PO yang meliputi jumlah, kondisi barang serta kelengkapan dokumen pengiriman barang. Sesudah itu petugas gudang dengan persetujuan Kabag Gudang mengisi Tanda Terima Gudang (TTG) jika barang telah sesuai dengan memuat tanda tangan Dj Suplier dan Kabag Gudang. Selanjutnya register TTG diserahkan ke kantor besar untuk dimasukkan dalam progran logistik site, mencetak TTG dan otorisasi dokumen. Jika pembelian di site dapat dilanjutkan ke prosedur penerimaan dan pengeluaran kas di site sedangkan untuk pembelian di HO dokumen dikirim ke HO.
c)      Prosedur permintaan dan pengeluaran barang di site.
Setiap pengguna barang (Tanaman, Pabrik, Teknik) yang membutuhkan barang sebagaimana telah direncanakan sebelumnya, harus mengajukan permintaan ke gudang. Apabila permintaan disetujui, gudang akan mengeluarkan barang yang diminta tersebut.
            Dokumen dan form gudang antara lain :
·         Tanda Terima Gudang (TTG)
·         Bon Permintaan Barang (BPB)
·         Slip Permintaan Barang (SPB)
·         Slip Keluar Barang (SKB)
·         Laporan Stok Materials